High Level Meeting (HLM) bersama Gubernur NTT: Sinergi Memperkuat Ketahanan Pangan Untuk Ekonomi NTT yang Tumbuh Kuat dan Berkelanjutan

ANALIS EKONOMI MIKRO DAN MAKROEKONOMI MAKRO

7/15/20253 min read

Kupang, NTT, Selasa 15 Juli 2025 – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Pemerintah Provinsi NTT bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT menyelenggarakan High Level Meeting (HLM) TPID Provinsi NTT yang bertempat di Hotel Neo by Aston, Selasa (15/7). Kegiatan ini mengusung tema “Sinergi Memperkuat Ketahanan Pangan untuk Ekonomi NTT yang Tumbuh Kuat dan Berkelanjutan” dalam upaya menjaga inflasi tetap dalam kisaran 2,5±1% di tengah tingginya ketidakpastian perekonomian dunia saat ini.

Di awali dengan penyampaian laporan oleh Kepala perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati yang memaparkan tentang produktivitas komoditas penyumbang inflasi di Provinsi NTT masih di bawah nasional sehingga perlu didorong. Oleh sebab itu, terdapat tiga upaya mendorong peningkatan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani Provinsi NTT antara lain penerapan teknologi/good agricultural practices dalam metode pertanian, peningkatan kompetensi SDM dalam pengelolaan hulu ke hilir proses produksi pertanian dan perikanan, dan hilirisasi produk hasil pertanian dalam rangka perluasan akses pasar komoditas.

Kegiatan HLM ini dibuka secara resmi dan di pimpin langsung oleh Gubernur Provinsi NTT, E. Melkiades Laka Lena. Hadir pula Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma. Dalam sambutannya, Gubernur NTT menyampaikan “Mari kita terus tumbuhkan spirit optimisme dan antusiasme yang tinggi dalam mengendalikan inflasi daerah dan membangun perekonomian provinsi tercinta ini untuk mewujudkan Common Good”.

Kegiatan ini menghadirkan tiga pemateri yaitu yang pertama Badan Pangan Nasional dengan tema “Percepatan Swasembada Pangan untuk Memperkuat Stabilitas Makroekonomi” yang dibawakan oleh Dr. Andriko Noto Susanto, SP, MP, Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan. Dalam pemaparannya beliau mengatakan bahwa ada tiga pilar ketahanan pangan yang pertama ketersediaan yang mencakup produksi pangan domestik, stok/cadangan pangan, dan ekspor impor. Yang kedua keterjangkauan yang meliputi distribusi, stabilisasi pasokan dan harga, system logistic, manajemen stok, daya beli masyarakat, akses terhadap pasar dan informasi. Yang ketiga pemanfaatan yang meliputi perbaikan pola konsumsi, penganekaragaman kosumsi, perbaikan gizi, keamanan dan mutu pangan. Proyeksi neraca pangan nasional periode Januari – Desember 2025 mencatat stok akhir tahun 2025 yaitu beras 9.317.528 ton, jagung 5.133.909 ton, kedelai 158.932 ton, bawang merah 23.392 ton, bawang putih 83.106 ton, cabai besar 69.206 ton, cabai rawit 48.097 ton, daging sapi-kerbau 249.496 ton, daging ayam ras 491.404 ton, gula konsumsi 1.325.373 ton, minyak goreng 297.969 ton.

Pemateri kedua dari Badan Gizi Nasional dengan tema “Program Makan Bergizi Gratis untuk Perekonomian NTT yang Berkelanjutan” yang dibawakan oleh Brigjen (Purn) TNI Suardi Samiran, S,Sos, MM, Deputi Bidang Penyediaan Dan Penyaluran. Dalam pemaparannya beliau mengatakan bahwa tujuan makan bergizi gratis adalah meningkatkan asupan gizi dan pengetahuan gizi kelompok sasaran. Progress sebaran SPPG per 12 Juli 2025 di Provinsi NTT total 43 SPPG di 1 Kota dan 21 Kabupaten, 970 Kelompok penerima manfaat dan 129.247 penerima manfaat.

Materi ketiga dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan tema “Sinergi TPIP-TPID dalam Pengendalian Inflasi dan Penguatan Ketahanan Pangan” yang dibawakan oleh Dr. Ferry Irawan, S.E., M.S.E, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN dalam paparannya beliau menyampaikan kebijakan jangka pendek tentang paket stimulus untuk menjaga daya beli dan stabilitas ekonomi. Terdapat beberapa kebijakan optimalisasi ekonomi domestik antara lain diskon transportasi, diskon tarif tol, penebalan bantuan sosial, bantuan subsidi upah, dan perpanjangan diskon iuran JKK.

Beliau juga menambahkan terkait program peta jalan pengendalian inflasi 2025-2027 sebagai acuan program TPID. Program kerja ini diarahkan pada Upaya menjaga inflasi yang stabil melalui penguatan produktivitas untuk menjaga kesinambungan pasokan serta penguatan koordinasi untuk menjaga keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi Efektif.

HLM ini juga dihadiri oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FORKOPIMDA), Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Perbankan dan Industri Jasa Keuangan, Universitas dan Perguruan Tinggi, dan beberapa Pelaku Usaha serta peserta Capacity building TPID Kab/kota se Provinsi NTT.

Pertemuan ini menghasilkan beberapa rekomendasi yaitu ketersediaan pasokan bahan pangan kebutuhan pokok, stabilisasi harga konsumen di pasar-pasar strategis, kerjasama antar daerah atau business matching, penanganan cepat dampak erupsi Lewotobi, sinergi dengan program prioritas pemerintah pusat, pengembangan kapasitas dan produktivitas pertanian, peternakan dan perikanan, pembiayaan perbankan untuk memperkuat ketahanan pangan, penguatan infrastruktur untuk kelancaran distribusi, dan sinergi dengan program prioritas pemerintah pusat.

#Inflasi #High_Level_Meeting #HLM #NTT #TPID_NTT #gubernur_NTT